Pages

Tuesday, April 19, 2016

Memilih Prioritas

Beberapa waktu yang lalu teman saya bertanya, "Di Metalurgi ini,, risetnya ada yang membanggakan ga menurut kamu?" deggggg... saya ko malah merasa tertohok.. si rekan saya ini kemudian bilang "mau jadi peneliti kaya apa?" hemmm.. dia kemudian bilang kalau passion dia dalam riset tuh banyak kendala nya di kantor.. dan sempet meragu juga dengan keadaan temen kantornya yang kadang bawa anak ke kantor.. hemmmm...
Dan semua itu memang membuat saya merenung apakah prioritas saya. Saya, seorang ibu dan juga pekerja. Sempat terpikir bahwa dengan peran sebagai ibu, kalau disambi mengasuh anak ya susah untuk menjadi profesional. waktu kerja saya terbatas, kalau anak sakit pastinya saya akan mengambil cuti. hemmm tapi kalau saya berhenti, ahhh.. saya juga merasa kantor kekurangan staf yang lumayan handal kaya saya (pedeeee..hehe)... Tidak dipungkiri, saya juga bukan orang yang super prestasinya, tapi lumayan laaaahh,, setahun saya kan pasti melakukan penelitian, ada dong hasilnya. Sedangkan nasib posisi teman saya yang resign itu, masih kosong. Permasalahan dengan instansi pemerintah ini, tidak mudah juga untuk membuka rekrutmen, dan kalau ada yang resign maka formasi baru harus dibuat. Mungkin tahun depan ada yang melamar, tapi apa bisa menjadikan kantor saya lebih berprestasi? belum tentu juga bukan..

The thing is, kalau suami saya yang bekerja,, maka itulah prioritasnya. Dibilang cari kerja untuk keluarga, tapi keluarga juga ga kebagian jatah berbahagia bersama suami. Hemm,, tapi mungkin itulah kodratnya memang, suami bertugas untuk mencari nafkah. Jadi kalau ada kerjaan mendadak, kerjaan yang tidak bisa ditinggal ya suami saya tetep bekerja dong. Sisanya tugas saya mengurus anak, kalau saya ga bisa ya kepaksa mencari asisten. Itulaaaahh,, kenapa saya rekrut si mbak pengasuh azzam. Saya dulu sempat berpikir untuk resign setelah 4 tahun, karena kontrak utama saya di instansi ini adalah 4 tahun,, tapi sebenarnya saya juga mulai mencintai pekerjaan saya. Saya rasa saya punya nilai lebih dengan bekerja.haha,, well,, suami saya juga udah ga nyuruh saya berhenti kerja sih.. tapi yaa,, dengan bekerja di sini maka prioritas saya bisa keluarga.. iya ga sihhh,, soalnya kantor saya mah deket, targetnya rasional, dan diizinkan untuk cuti kalau keluarga inti sakit :P

cuma yaaa,, seems like being pro is a must.. hemmmm,, sedikit banyak saya sadar saya harus bebenah biar jadi lebih produktif, lebih berdedikasi tinggi, dan lebih mengharumkan nama bangsa..
doakan yaaa semoga berhasil! aaaamiiin

fyi,, tahukah anda bahwa implan di Indonesia semua impor? maka dari itu salah satu riset yang dikembangkan kantor saya adalah implan. semoga aja dalam waktu dekat penelitiannya bisa kontinu jadiiiii,,, Indonesia bisa menjadi produsen kebutuhan implan dalam negri.. Aaaamiiin aaamiiin

2 comments:

  1. sama banget kaya dikantor, program unggulannya biomat..
    segala implan mulai mau mengembangkan
    truusss jd mikir, berarti tumpang tindih kerjaannya. semua instansi bikin implaan..

    ReplyDelete
  2. Tapi taun depan kesehatan ga masuk program unggulan pemerintah jadi teuing tah kelanjutannya.. Hheu
    Iya sihh masi tumpang tindih ya,, harusnya sinergi biar bisa lsg diaplikasi ke industri

    ReplyDelete