Pages

Monday, January 3, 2022

Perkembangan Manufaktur Implan Titanium di Indonesia

Haloooo... after all these years, akhirnya nyoba bukan blog lagi.. mari kita bikin sedikit artikel ilmiah populer. Halah,, apakah itu? tapi kayanya males juga cantumin referensi.. jadi ini mah opini aja,, opiniii..

Well,, untuk orang-orang yang awan, implan orthopedic adalah implan yang digunakan sebagai treatment orthopedic baik secara temporer maupun permanen. Dalam dunia material, logam adalah komponen material yang paling banyak digunakan sebagai implan orthopedic dibandingkan dengan keramik dan polimer terutama karena sifat mekaniknya yang kuat dan ductile. Logam yang umum digunakan sebagai implan adalah stainless steel, paduan cobalt chrom, dan titanium. 

Titanium sebagai implan orthopedi cukup unggul karena modulus elastisitasnya lebih dekat dengan tulang dibandingkan dengan stainless steel maupun cobalt chrom, hanya saja titanium ini masih jauh lebih tinggi modulus elastisitasnya dibandingkan dengan tulang (Ti;110 GPa, bone: 3-20 GPa). Perbedaan modulus elastisitas ini dapat menyebabkan terjadinya stress shielding effect alias kalo terjadi pembebanan malah lebih ke tulangnya, jadi akhirnya tulangnya resorpsi dan akhirnya perlu revised surgery. Nah, makanya development titanium ini lebih ke reduksi modulus elastisitas. 

Lalu, di Indonesia sendiri, perkembangannya bagaimana? Di Indonesia, bahkan untuk metode konvensionalnya aja belum banyak. Jadi Indonesia mengimpor implan dari negara-negara seperti US, Jerman, atau Taiwan. Proses manufacturing titanium ini relatif sulit karena harus dilakukan pada kondisi vakum dan temperatur tinggi. Saat ini untuk litbang milik pemerintah, sedikit banyak cukup sulit mendapatkan tube furnace high vacuum dengan temperatur proses yang bisa mencapai 1600 C. Tapi ada industri lokal yang punya sih di daerah Jawa Timur atau Jawa Tengah gitu. Sekarang di era BRIN, beberapa instansi kaya LIPI dan BPPT terlihat cukup concern untuk menghasilkan implan lokal. Semoga saja dengan penelitian yang makin banyak segera terlaksana juga kemandirian implan titaniumnya. 

Btw, kalau dalam tahap penelitian, selain dengan metode konvensional (casting), powder metallurgy (Metalurgi serbuk) adalah metode yang cukup menjanjikan. Modifikasi powder metallurgy pun relatif mudah misal tinggal menggabungkan serbuk elemental lalu memperoleh paduan beta titanium yang modulus elastisitas nya lebih rendah, atau misalnya dengan pembentukan pori. 

Mari kita berdoa semakin banyak insan yang terlibat dan berusaha untuk dapat melakukan manufakturing titanium. 

Kalau yang di atas adalah opini, tulisan lain yang cukup penting bisa dibaca di jurnal yaaa. 

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/2053-1591/abd969/meta

https://www.scielo.br/j/mr/a/XGWFV5rwqWqxxjGjqxKrtQK/abstract/?lang=en

 

Have a nice day! 

 

 

 

 

 


No comments:

Post a Comment